bawang merah
Pedoman Teknis
a. Pemilihan BibitBibit bawang merah dipilih yang
sehat : warna mengkilat, kompak/tidak keropos, kulit tidak luka dan
telah disimpan 2-3 bulan setelah panen). Kultivar atau varietas yang
dianjurkan adalah : - Dataran rendah : Kuning, Bima Brebes, Bangkok,
Kuning Gombong, Klon No. 33, Klon No. 86. - Dataran mediun atau
tinggi : Sumenep, Menteng, Klon No. 88, Klon No. 33, Bangkok2.
pemilihan bibit
b.Kultur Teknis Pembuatan bedengan untuk pertanaman bawang merah
dilakukan sebagai berikut : - Pada Lahan bekas sawah Dibuat bedengan
dengan lebar 1.50-1.75 m. Diantara bedengan dibuat parit dengan
pembuatan bedengan
lebar 0.5 m dan kedalaman 0.5 m. Tanah di atas bedengan dicangkul
sedalam 20 cm sampai gembur. - Pada Lahan kering Tanah dicangkul
atau dibajak sedalam 20 cm sampai gembur. Dibuat bedengan dengan
lebar 1.20 m dan tinggi 25 cm.
a: Jarak tanam bawang merah pada musim
kemarau 15x15 cm atau 15x20 cm, sedang pada musim hujan 15x20 cm
atau 20x20 cm. Jika pH tanah kurang dari 5.6, dilakukan pengapuran
dengan menggunakan Kaptan atau Dolomit minimal 2 minggu sebelum
tanam dengan dosis 1-1.5 ton/ha.
jarak tanam
c. Pemupukan Pupuk dasar diberikan
1 minggu sebelum tanam yaitu 15-20 ton.ha pupuk kandang atau 5-10
ton/ha kompos matang ditambah 200 kg/ha TSP. Pupuk disebar dan
diaduk rata sedalam lapisan olah. Jika umur simpan bibit yang akan
ditanam kurang dari 2 bulan, dilakukan "pemogesan" (pemotongan
ujung umbi) kurang lebih 0.5 cm untuk memecahkan masa dormansi dan
mempercepat pertumbuhan tunas tanaman. Kemudian umbi bibit ditanam
dengan cara membenamkan seluruh bagian umbi.
Penyiraman dilakukan
umur 7 hari
sesuai dengan umur tanaman : - umur 0-10 hari, 2 x/hari (pagi dan
sore hari) - umur 11-35 hari, 1 x/hari (pagi hari) - umur 36-50 hari,
1 x/hari (pagi atau sore hari) Pemupukan susulan dilakukan pada umur
10-15 hari dan umur 30-35 hari setelah tanam. Jenis dan dosis pupuk
yang diberikan adalah : Urea 75-100 kg/ha, ZA 150-250 kg/ha, Kcl
75-100 kg/ha. Pupuk diaduk rata dan diberikan di sepanjang garitan
tanaman. Penyiangan minimal dilakukan dua kali/musim, yaitu
menjelang dilakukannya pemupukan susulan.
3. Pengendalian OPT (Organisme
Pengganggu Tumbuhan)
a. Hama ulat bawang (Spodoptera spp). Serangan
hama ini ditandai dengan bercak putih transparan pada daun.
Pengendaliannya adalah : - Telur dan ulat dikumpulkan lalu
dimusnahkan - Pasang perangkap ngengat (feromonoid seks) ulat bawang
40 buah/ha - Jika intensitas kerusakan daun lebih besar atau sama
dengan 5 % per rumpun atau telah ditemukan 1 paket telur/10 tanaman,
dilakukan penyemprotan dengan insektisida efektif, misalnya
Hostathion 40 EC, Cascade 50 EC, Atabron 50 EC atau Florbac.
b. Hama
trip (Thrips sp.) Gejala serangan hama thrip ditandai dengan adanya
bercak putih beralur pada daun. Penanganannya dengan penyemprotan
insektisida efektif, misalnya Mesurol 50 WP atau Pegasus 500 EC
. hama pada bawang merah
c.
Penyakit layu Fusarium Ditandai dengan daun menguning, daun
terpelintir dan pangkal batang membusuk. Jika ditemukan gejala
demikian, tanaman dicabut dan dimusnahkan.
d. Penyakit otomatis atau
antraknose Gejalanya : bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk
lekukan pada bercak tersebut yang menyebabkan daun patah atau
terkulai. Untuk mengatasinya, semprot dengan fungisida Daconil 70 WP
atau Antracol 70 WP.
e. Penyakit trotol Ditandai dengan bercak putih
pada daun dengan titik pusat berwarna ungu. Gunakan fungisida
efektif, antara lain Antracol 70 WP, Daconil 70 WP, dll untuk
membasminya.
4. Panen dan Pasca Panen - Untuk bawang konsumsi, waktu
panen ditandai dengan 60-70% daun telah rebah, sedangkan untuk bibit
kerebahan daun lebih dari 90%. Panen dilakukan waktu udara cerah.
Pada waktu panen, bawang merah diikat dalam ikatan-ikatan kecil
(1-1.5 kg/ikat), kemudian dijemur selama 5-7 hari). - Setelah kering
"askip" (penjemuran 5-7 hari), 3-4 ikatan bawang merah
diikat menjadi satu, kemudian bawang dijemur dengan posisi
penjemuran bagian umbi di atas selama 3-4 hari.
Pada penjemuran
tahap kedua dilakukan pembersihan umbi bawang dari tanah dan kotoran.
Bila sudah cukup kering (kadar air kurang lebih 85 %), umbi bawang
merah siap dipasarkan atau disimpan di gudang.Kemasan bawang
5.
Usahatani Bawang Merah Penggunaan input pada usahatani bawang merah
dilakukan secara intensif. Input tertinggi pada tenaga kerja (37%
tinggi). Sedangkan input bibit (33%) menempati urutan kedua di
dataran rendah dan kedua di dataran tinggi adalah input pestisida
(15 %). Kriteria kualitas yang dikehendaki oleh konsumen rumah
tangga adalah : - Umbi berukuran besar - Bentuk umbi bulat - Warna
kulit merah keunguan - Umbi kering askip Sedangkan konsumen luar (untuk
ekspor) yang dikehendaki adalah : - Umbi berukuran besar - Bentuk
umbi bulat - Wana kulit merah muda - Umbi kering lokal
sumber : 1. http://www.deptan.go.id/teknologi/horti/tbw_merah.htm
foto asli dari penulis blog dan pengalaman pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar